THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 06 Desember 2011

cerpen2

"Aku"

Huaaahhh!!!!!
Aku terbangun dari tidurku ketika matahari telah menjalankan tugasnya kembali.
Dan akupun telah siap membuka lembar baru halaman kehidupanku hari ini. Selalu ada rahasia yang tersimpan sepanjang hari. Dan aku siap untuk menjadi bagian dari rahasia itu.
            Jarum jam telah menunjuk angka 06.45. kurang lebih 15 menit lagi bel pertanda jam pertama akan segera bergaung di seantero SMA Merdeka ini. Dan murid-murid siap menjalankan rutinitasnya setiap hari. Belajar….belajar ….dan terus belajar….. !!!
Tapi ada pemandangan yang tak biasa pagi ini ketika mataku memandang kea rah gerbang sekolah.
            “kemana pak Budi?.” Tanyaku ketika tak kulihat pak Budi sang guru matematika yang terkenal tak kenal ampun pada para pelanggar peraturan sekolah tak berada di tempat yang biasanya. Otakku dipenuhi berbagai pertanyaan tentang beliau.
“Gila!!!, hampir aja aku telat lagi!. Untung pak Budi yang galak itu nggak ada ya… !!!.”  Ucap Dodon yang terkenal udah jadi langganan telat di sekolah.
“iya..ya biasanya kan pagi-pagi gini udah kelihatan aja tuh kumisnya yang tebel !!.” Sahut Ardi dibarengi dengan tawa mereka yang pecah.
Aku hanya mampu menelan ludah ketika mendengar ucapan mereka.
            “kok pak budi nggak ada sih??.” Terdengar suara lagi yang kehilangan sosok pak budi dari arah lain. Pandanganku teralih kepada dua anak perempuan yang sedang duduk-duduk di depan teras kelas mereka.
            “denger-denger sih pak Budi lagi sakit!!.” Sahut anak perempuan yang lain yang memakai bandana warna merah di kepalannya.
            “sakit apaan sih?? Setahuku pak budi tuh jarang banget kan sakit! Absent ngajar aja jarang!!!.”
            “katanya sih kena komplikasi!!.”
            “berarti parah banget dong sakitnya!!.”
            “ya gitu deh!!!.”
Percakapan mereka berakhir bersamaan dengan bunyinya bel. Semua siswa berhamburan memasuki kelasnya masing-masing. Tak perlu waktu lama untuk mengosongkan lapangan sekolah ini. Hari ini hari Sabtu, berarti saatnya anak XII IA 2 yang berolahraga.
Anak-anak itu segera memasuki lapangan ketika pak Dadang meniupkan peluit panjang.
Mereka semua berbaris rapi membentuk empat barisan. Sebelum mereka melakukan olahraga berat, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas mereka.
            “satu….dua…tiga… ayo semangat dong!!!.” Teriak ketua kelas menyemangati anak buahnya. Namun aku tertarik pada seorang gadis yang duduk di depan kelas. Valen nama gadis itu. Tubuhnya tinggi dan rambutnya panjang bergelombang. Kulitnya putih dan bersih. Tapi dia tampak letih dan kurang bertenaga. Yang kutahu dia juga anak XII IA 2. tapi kenapa dia disitu? Bukankah seharusnya dia juga berolahraga seperti yang lainnya.
            Aku bosan melihat anak-anak itu. Pandanganku beralih ke arah kelas X-4. suasana hening terlihat di kelas itu. Aku tahu alasannya, mereka semua sedang menghadapi lembar soal Fisika yang sulit. Dan aku hanya tertawa-tawa geli ketika melihat beberapa anak menggaruk-garukkan tangannya ke kepala padahal tidak gatal. Bahkan di salah satu pojok kelas itu, ada Dodon yang dari tadi tertidur pulas tanpa menyentuh lembar jawaban sedikitpun. Dan di deretan banku nomor dua dari depan ada Rasti yang dengan sangat hati-hati membaca buku yang ada di pangkuannya. Dia tak menyadari bahwa Bu Endang tengah mengawasinya dari tadi.
            “Dasar ank bodoh!! Lihat ke belakangmu!!!.” Teriakku berusaha memperingatinya meskipun aku tahu dia tak mampu mendengarku. Dan tepat dugaanku, tak berapa lama bu Endang berjalan ke arahnya dan mengambil buku yang ada di pangkuannya dan ia hanya pasrah ketika ulangannya robek di tangan guru fisikanya itu.
Aku sungguh menyesali perbuatan anak itu. Bagiku lebih baik bersikap seperti Dodon daripada harus bersikap tidak sportive.
            Banyak sekali peristiwa hari ini. Dan ini hanyalah sebagian dari peristiwa hari ini dan aku akan selalu tahu. Bahkan aku tahu banyak hal yang orang lain mungkin tidak tahu.aku tahu kalau Valen yang terkenal pandai dan pendiam itu sekarang sedang hamil dua bulan.
Tepat dua bulan yang lalu aku memergokinya sedang muntah-muntah di toilet sekolah. Dan aku melihatnya beberapa kali memukul-mukul perutnya sendiri seolah-olah ada yang mengganjal di dalamnya. Tapi aku tak tahu siapa yang menghamilinya. Biarlah itu menjadi rahasia terdalamnya yang tak harus aku ketahui. Aku memang serba tahu bahkan seorang Dodon yang terkenal nakal dan pembuat onar di sini pernah menangis sendiri di pojokan sekolah saat jam pelajaran berakhir. Baru-baru ini aku ketahui kalau sebenarnya dia anak pejabat negeri ini yang keluarganya kurang harmonis. Ayahnya diberitakan berselingkuh dengan seorang penyanyi dangdut dan ibunya tewas dalam pesta narkoba. Sungguh tragis nasibnya, sebenarnya dia beruntung terlahir di tengah-tengah keluarga yang berada tidak seperti Rasti yang rela bekerja paruh waktu di salah satu counter hanphone setelah pulang sekolah hanya untuk menyambung pendidikannya di Perguruan Tinggi. Sebenarnya dia anak yang cerdas, namun dia melakukan kesalahan fatal hari ini dan itu membuatnya menyesal untuk selamanya. Aku tahu kan semua rahasia yang ada di sini dan rahasia hari ini diakhiri dengan berita kematian Pak Budi yang telah menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 09.00 pagi tadi setelah sempat koma selama beberapa hari akibat penyakit jantung yang menyerangnya.
            Kalian tahu mengapa aku tahu? Karena aku hanyalah sehelai daun kecil yang sebentar lagi akan terbang bersama sahabatku angin dan aku akan tahu rahasia lain. Dan mungkin kali ini giliranku untuk mengetahui rahasiamu………..

0 komentar: